Pengaruh Variabel -Variabel Makro Terhadap Pola Konsumsi
Masyarakat Indonesia
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai pengaruh
variabel-variabel makro terhadap pola konsumsi masyarakat Indonesia. Sebelum
kita membahas lebih lanjut, akan lebih baik jika kita memahami terlebih dahulu
apa saja variabel-variabel yang terdapat dalam makro. Setiap orang atau keluarga mempunyai
skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang
akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak
jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin
berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan
sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan
berkurang.
Demikian pula kemampuan untuk
investasi, bila tingkat bunga tinggi masyarakat terdorong untuk lebih banyak
menabung dan mengurangi konsumsi. Sebaliknya, bila tingkat bunga rendah orang
lebih cenderung menaikkan konsumsi.
1. Variabel – Variabel Ekonomi Makro
Ekonomi makro adalah bagian dari
ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian
secara keseluruhan. Hubungan yang dipelajari adalah hubungan secara kausal dan
fungsional antara variabel – variabel yang agregatif. Adapun variabel –
variabel yang dimaksud adalah :
a. Tingkat pendapatan nasional.
b. Konsumsi Rumah Tangga.
c. Investasi nasional
(swasta/pemerintah).
d. Tingkat tabungan.
e. Belanja Pemerintah.
f. Tingkat harga – harga umum.
g. Jumlah uang yang beredar
(Inflasi).
h. Tingkat bunga.
i. Kesempatan Kerja.
j. APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara)
k. Neraca Pembayaran (Eksport dam
Import)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi rumah
tangga (masyarakat) adalah:
a) Faktor – Faktor Ekonomi
Yang termasuk ke dalam faktor –
faktor ekonomi adalah :
v Pendapatan Rumah Tangga ( Household
Income )
Biasanya , makin tinggi tingkat
pendapatan maka tingkat konsumsinya pun semakin tinggi. Karena ketika tingkat
pendapatan meningkat, maka kemampuan masyarakat untuk membeli beraneka ragam
kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar.
v Kekayaan Rumah Tangga ( Household
Wealth )
Yang termasuk kedalam kekayaan rumah
tangga adalah kekayaan riil (misalnya rumah, tanah, dan mobil ) dan finansial (
deposito berjangka, saham, dan surat – surat berharga ). Kekayaan tersebut
dapat meningkatkan konsumsi karena menambah pendapatan disposabel.
v Tingkat Bunga ( Interest Rate )
Tingkat bunga yang tinggi dapat
mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi maka biaya
ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal.
v Perkiraan tentang Masa Depan (
Household Expectation About The Future )
Jika masyarakat memperkirakan masa
depannya makin baik, mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi,
sehingga pengeluaran konsumsi cenderung meningkat. Begitupun sebaliknya, jika
masyarakat memperkirakan masa depannya makin jelek, mereka cenderung mengambil
ancang – ancang dengan menekan pengeluaran konsumsi.
b)
Faktor Demografi ( kependudukan )
Yang termasuk ke dalam faktor –
faktor demografi ( Kependudukan ) adalah :
v Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan
memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata –
rata per orang atau per keluarga relatif rendah. Pengeluaran konsumsi suatu
negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per
kapita sangat tinggi.
v Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk suatu negara
dapat dilihat dari beberapa klasifikasi, diantaranya:
ü Usia (Produktif dan tidak produktif)
Makin
banyak penduduk usia kerja atau usia produktif (15 – 64 tahun), maka makin
besar tingkat konsumsinya.Terutama bila sebagian besar dari mereka mendapat
kesempatan kerja yang tinngi dengan upah yang wajar atau baik. sebab makin
banyak penduduk yang bekerja maka penghasilannya juga makin besar.
ü Pendidikan (rendah, menengah,
tinggi)
Makin
tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka tingkat konsumsinya pun semakin
tinggi. Sebab pada saat seseorang pendidikannya semakin tinggi, mereka tidak lagi
sekedar memenuhi kebutuhan makan dan minum melainkan juga memenuhi kebutuhan
informasi, pergaulan masyarakat yang lebih baik, serta kebutuhan akan pengakuan
orang lain terhadap keberadaannya (eksistensinya). Dan seringkali biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ini jauh lebih besar dari pada biaya
pemenuhan kebutuhan untuk makan dan minum.
c) Faktor Non Ekonomi
Faktor – faktor non ekonomi yang
paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya
masyarakat, seperti perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok
masyarakat lain yang dianggap lebih hebat (tipe ideal ). Contoh yang paling
banyak ditemui di Indonesia adalah berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar
tradisonal ke pasar swalayan.
PENGARUH INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT
Inflasi adalah salah satu variabel
makro yang dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia. Semua pihak (
pemerintah, produsen, perbankan dan masyarakat ) terkena pengaruh yang sama
akibat kenaikan inflasi yang pada akhirnya akan menurunkan konsumsi masyarakat. Bagi produsen, pengaruh inflasi yang
terus menerus dapat menyebabkan naiknya biaya produksi dalam negeri yang pada
akhirnya akan merugikan produsen karena tidak dapat bersaing dengan barang –
barang impor. Pada saat inflasi, produsen bisa saja menghentikan produksinya
untuk sementara waktu dan melanjutkan kembali produksinya pada saat kondisi
telah membaik. Namun pada saat produsen tidak dapat mengikuti laju inflasi yang
terus menaik setiap tahunnya ( laju inflasi tertinggi selama 3 tahun terakhir
terjadi pada September 2008 yakni sebesar 12,14% ) maka perusahaan tersebut
akan menderita kerugian besar dan akhirnya menutup perusahaan (biasanya terjadi
pada pengusaha kecil).
Industri – industri yang terkena
dampak paling besar akibat inflasi adalah industri non bahan pokon seperti
industri properti, industri hiburan, rekreasi dan barang mewah . Bila Inflasi terus meninggi kemudian
perusahaan tersebut ditutup, maka akan hadir beribu – ribu masyarakat berstatus
pengangguran baru tanpa penghasilan yang secara tidak langsung turut pula
menyumbang angka kemiskinan yang lebih besar lagi. Dengan kondisi harga yang
terus melambung tanpa ada pendapatan maka mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
– kebutuhan dengan semestinya dikarenakan daya beli mereka turun. Masyarakat
hanya akan mengusahakan agar kebutuhan pangan sebagai prioritas utama dalam
belanja rumah tangga dapat terprnuhi. Beberapa komoditas yang mengalami
kenaikkan harga antara lain adalah bahan bakar rumah tangga, ikan segar, daging
ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, ikan diawetkan, tempe, beras,
nasi dengan lauk dan banyak lagi termasuk minyak goreng. Sedangkan kebutuhan
lainnya, termasuk pendidikan dan kesehatan, tidak masuk dalam prioritas. Untuk mencegah tutupnya perusahaan,
maka produsen bekerja sama dengan bank. Dengan harapan mendapatkan pinjaman
dana yang akan digunakan untuk melancarkan dan mengembangkan produksinya. Namun
bagaimana bank bisa memutar kembali uangnya jika masyarakatnya tidak mau
menabung dikarenakan daya beli mereka rendah.
Dan akhirnya, untuk mengatasi hal tersebut, maka campur tangan pemerintah sangat di perlukan demi menstabilkan kondisi perekonomian dengan kebijakan – kebijakannya yang dapat di tempuh untuk mengurangi tingkat inflasi dan menaikkan daya beli masyarakat, dengan begitu masyarakat akan mulai kembali menabung di bank dan produsen tetap dapat memproduksi barang – barang (mungkin sampai ke luar negeri) dengan pinjaman yang didapat dari bank.
Dan akhirnya, untuk mengatasi hal tersebut, maka campur tangan pemerintah sangat di perlukan demi menstabilkan kondisi perekonomian dengan kebijakan – kebijakannya yang dapat di tempuh untuk mengurangi tingkat inflasi dan menaikkan daya beli masyarakat, dengan begitu masyarakat akan mulai kembali menabung di bank dan produsen tetap dapat memproduksi barang – barang (mungkin sampai ke luar negeri) dengan pinjaman yang didapat dari bank.
DAMPAK – DAMPAK INFLASI
Dampak – dampak yang ditimbulkan akibat inflasi
memepengaruhi masyarakat adalah :
a) Masyarakat yang berpenghasilan tetap
Inflasi sangat merugikan bagi
masyarakat berpenghasilan tetap karena harga – harga barang melambung tinggi
sedangakan gaji mereka tidak naik. Maka inflasi menyebabkan pendapatan riil
seseorang terlihat rendah, karena dengan gaji yang diterima barang atau jasa
yang mereka peroleh lebih sedikit dibandingkan sebelum terjadinya inflasi.
b) Masyarakat yang berpenghasilan tidak
tetap
Inflasi tidak akan berpengaruh banyak
pada masyarakat yang tidak berpenghasilan tetap karena pendapatan mereka
didasarkan pada keuntungan yang didapat dan mereka bisa meminta upah yang
disesuaikan dengan tingkat inflasi. Contohnya : pengacara, pengusaha, buruh,
dan lain sebagainya.
c) Dunia Usaha
Bagi produsen, inflasi dapat
menguntungkan jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan
terdorong untuk melipatgandakan produksinya. Namun jika biaya produksinya lebih
besar dari pada pendapatan yang diterima maka produsen tersebut akan dirugikan
karena tidak dapat bersaing dengan produk – produk lain. Bagi industri perbankan, inflasi
mempengaruhi sikap masyarakat untuk menabung dikarenakan tingkat bunga yang
sama terlihat rendah. Bila masyarakat enggan menabung maka dunia usaha dan
investasi akan sulit berkembang. Karena untuk mengembangkan usaha para
pengusaha dan investor membutuhkan dana dari bank yang didapat dari tabungan
masyarakat. Sedangkan dampak inflasi bagi orang yang meminjam di bank
sangat menguntungkan karena saat pembayaran utang kepada bank nilai uang lebih
rendah pada saat meminjam. Dan bagi pihak yang meminjamkan uang (bank), inflasi
merugikan sebab nilai pengembalian uang lebih rendah dibandingkan pada saat
peminjaman.
d) Pemerintah
Bagi pemerintah, inflasi yang tinggi akan menyebabkan terjadinya defisit APBN dan pembayaran bunga serta cicilan utang luar negeri semakin meningkat.
Bagi pemerintah, inflasi yang tinggi akan menyebabkan terjadinya defisit APBN dan pembayaran bunga serta cicilan utang luar negeri semakin meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar