Kamis, 25 April 2013

Andai Aku Menjadi Menteri Perekonomian



Andai Aku Menjadi Menteri Perekonomian
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas andai aku menjadi menteri perekonomian. Sebelum iu kita terlebih dahulu mengetahui apa saja visi dan misi, serta fungsi dan tugas dari menteri perekonomian.

Visi dan Misi Menteri Perekonomian

Sesuai tugas pokok dan fungsi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai Rencana Strategis (Renstra) yang berorientasi pada kondisi yang diinginkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2010-2014, dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Renstra Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencakup visi, misi, sebagai berikut:
VISI
Suatu tugas pokok dan fungsi, serta kondisi yang ingin diwujudkan, maka Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan visi sebagai berikut:
“Terwujudnya lembaga koordinasi dan sinkronisasi pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan”.
Visi ini disusun berdasarkan analisis potensi dan permasalahan internal dan ekstenal dari empat perspektif yaitu perspektif pemangku kepentingan, perspektif shareholders, perspektif proses bisnis, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang dirumuskan sebagai pernyataan keinginan pencapaian organisasi dalam periode lima tahun ke depan. Pernyataan keinginan pencapaian tujuan organisasi diyakini dapat memberikan motivasi dan menumbuhkan komitmen personil organisasi untuk mewujudkan visi dimaksud. Dalam perumusan pernyataan tersebut, juga mengandung keyakinan dasar organisasi. Keyakinan dasar organisasi akan memberikan keyakinan kepada pegawai bahwa keinginan yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan dapat diwujudkan. Visi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut merupakan koridor utama kegiatan koordinasi, sehingga perlu adanya kesamaan persepsi, tindakan dalam mewujudkan pencapaian visi tersebut. Visi, terwujudnya lembaga koordinasi dan sinkronisasi pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan menggambarkan angan-angan ke depan atas amanat yang diberikan yang tertuang dalam tugas pokok dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kata efektif mempunyai arti bahwa kinerja koordinasi dan sinkronisasi yang dihasilkan memberikan manfaat tepat sasaran yang signifikan bagi upaya pencapaian sasaran pembangunan di bidang ekonomi. Sedangkan kata berkelanjutan mempunyai makna bahwa koordinasi harus dilakukan secara terus menerus dan proaktif supaya pelaksanaan pembangunan perekonomian yang dilakukan oleh sektor dan pelaku ekonomi dapat berjalan sinergi sehingga pembangunan ekonomi yang dicapai berkesinambungan. Tugas pokok dan fungsi tersebut adalah untuk mewujudkan:
i)                    pertumbuhan perekonomian yang diinginkan melalui peningkatan investasi dan ekspor;
ii)                  penurunan tingkat pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja;
iii)                serta penurunan tingkat kemiskinan dan kesenjangan melalui revitalisasi pertanian dan perdesaan. Pembangunan perekonomian tersebut dapat mewujudkan perekonomian nasional yang mandiri, memperkokoh kondisi dalam negeri yang tangguh dalam menghadapi tantangan era globalisasi, sehingga diharapkan dapat menaikkan taraf hidup serta membawa masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
MISI
Guna mewujudkan visi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan misi. Misi diharapkan dapat terlaksana demi terwujudnya visi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun misi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu:
“Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian”.
Misi tersebut disusun dengan mempertimbangkan adanya reformasi di bidang ekonomi, perkembangan perekonomian dalam negeri maupun internasional, kondisi era globalisasi yang semakin kompetitif, serta kebutuhan atau tuntutan dari masyarakat yang menginginkan adanya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. Misi tersebut juga mengisyaratkan adanya upaya untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan kerja sama yang lebih baik dalam pengembangan perekonomian nasional.

Tugas Fungsi Menko Perekonomian diatur berdasarkan Perpres No 24/2010 tentang TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA.

Tugas Menko Perekonomian
Pasal 24
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan  di bidang perekonomian.

Fungsi Menko Perekonomian
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 24, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan fungsi:
a.  sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
perekonomian;
b.  koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaankebijakan di bidang perekonomian;
c.  pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;
d.  pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
e.  pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan
f.  pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.

Pasal 26
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25, Kementerian Koordinator Bidang  Perekonomian mengkoordinasikan:
a.  Kementerian Keuangan;
b.  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
c.  Kementerian Perindustrian;
d.  Kementerian Perdagangan;
e.  Kementerian Pertanian;
f.  Kementerian Kehutanan;
g.  Kementerian Perhubungan;
h.  Kementerian Kelautan dan Perikanan;
i.  Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
j.  Kementerian Pekerjaan Umum;
k.  Kementerian Riset dan Teknologi;
l.  Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
m.  Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;
n.  Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
o.  Kementerian Badan Usaha Milik Negara; dan
p.  Instansi lain yang dianggap perlu.

Masalah Ekonomi di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya. Namun harus diakui bahwa masih banyak sumber daya milik Indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal atau bahkan malah justru pihak asing yang berhasil mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu masalah ekonomi Indonesia.
Beberapa Masalah di Indonesia
1. PENGANGGURAN
Ini merupakan masalah klasik yang belum juga terselesaikan secara tuntas. Dari tahun ke tahun jumlah pengangguran di Indoensia semakin bertambah. Upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja belum bisa menyelesaikan masalah ini.

2. EKONOMI BIAYA TINGGI
Ini juga merupakan masalah klasik di dunia industri. Ada banyak hal yang menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi. Diantaranya adalah pungutan liar / pungli yang tidak hanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi namun tidak jarang dilakukan secara terbuka

3. REGULASI EKONOMI
Beberapa kali pemerintah mengeluarkan keputusan mengenai regulasi ekonomi yang dianggap tidak tepat bagi kondisi perekonomian Indonesia. Contohnya adalah keputusan pemerintah untuk masuk dalam anggota CAFTA yang sekarang ini mengakibatkan membanjirnya produk China di Indonesia sehingga membuat produk lokal kepayahan di pasar sendiri

4. KELANGKAAN BAHAN POKOK
Operasi pasar yang sering dilakukan pemerintah disaat harga bahan pokok mulai beranjak naik bisa dipastikan tidak membantu menyelesaikan masalah ini. Kelangkaan bahan pokok memang merupakan masalah yang sangat sering terjadi di wilayah luar jawa karena alasan teknis seperti transportasi. Namun menjelang puasa, lebaran, dan natal bisa dipastikan wilayah jawa juga mengalami masalah yang sama

5. TINGGINYA SUKU BUNGA PERBANKAN
Suku bunga merupakan salah satu indikator sehat / tidaknya kondisi perekonomian Indonesia. Suku bunga yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah akan sangat mempengaruhi perekonomian.

6. TINGGINYA NILAI INFLASI
Nilai inflasi akan sangat berpengaruh bagi kondisi perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri nilai inflasi tergolong tinggi sehingga banyak masalah ekonomi susulan yang terjadi karena inflasi ini. Selain itu, inflasi di Indonesia sangat 'sensitif' mudah sekali naik. Misalnya  walaupun hanya dipengaruhi oleh tingginya harga cabai rawit beberapa waktu yang lalu.

Beberapa Contoh masalah Perekonomian
1. Masalah Kemiskinan
Ya, masalah ini selalu menghantui dari satu pemerintah ke pemerintah lainnya. Masalah kemiskinan tidak akan pernah tuntas dibahas karena akan terus menerus muncul. Dalam banyak buku literatur ekonomi bahkan disebut tujuan penting ilmu ekonomi ialah menghilangkan kemiskinan.
2. Masalah Kesejahteraan
Contoh permasalahan kedua adalah soal kesejahteraan ekonomi. Baik, ini merupakan kebalikan dari kemiskinan. Permasalahan ini sangat populer dalam ekonomi karena sifat manusia yang selalu tidak merasa cukup, ingin menjadi orang kaya, sejahtera, dan banyak uang. Semua itu terpaku pada sepatah kata: kemakmuran. Ini juga menjadi problema yang harus segera di selesaikan. Minimal tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia bisa lebih baik dan bisa menyamai dengan tingkat kesejahteraan negara tetangga.

3. Lapangan Pekerjaan
Lapangan kerja merupakan contoh permasalahan ekonomi lebih jauh. Permasalahan ini akan selalu bertambah para karena meningkatnya jumlah penduduk dan antusiasme untuk bekerja, sementara lapangan pekerjaan justru menyusut.

Persoalan pekerjaan ini juga berhubungan dengan masalah kemiskinan serta kemakmuran. Orang yang punya pekerjaan yang layak dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, maka otomatis akan semakin beranjak dari kemiskinan.
 
Tiga masalah perekonomian tersebut di atas adalah masalah perekonomian yang paling mendasar yang langsung kelihatan di masyarakat kita. Tapi masih ada lagi. Kami juga akan sebutkan di bawah.

Masalah Perekonomian Lainnya


1. Harga
Masalah harga biasanya selalu muncul ke permukaan pada saat momen-momen atau perayaan hari - hari besar tertentu. Apalagi yang melibatkan sembilan dasar (kebutuhan pokok). Karena biasanya di saat - saat itulah orang - orang punya kebutuhan yang sama dan serentak ingin mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya itu. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahkan terkadang harga suatu barang akan melonjak tanpa kendali.

Yang menjadi penyebabnya tidak lain - tidak bukan adalah ketersediaan produksi tidak dapat memenuhi lonjakan permintaan. Hal ini yang membuat harga naik. Dan seharusnya ini sudah menjadi agenda tertentu untuk dicarikan solusinya karena pemerintah biasanya sudah dapat membaca kapan momen seperti ini akan terjadi.

2. Sistem Ekonomi
Sistem Perekonomian selalu berbeda di setiap negara. Ada yang dinamakan sistem kapitalisme, sosialisme, mix (campuran), serta seterusnya. Tetapi, dunia sekarang ini disinyalir terjadi non-ideologis fase, dimana gaya sistem ekonomi menyatu menjadi satu. Hal ini tentunya menuntut negara kita untuk mewujudkan strategi tertentu agar sistem ekonomi kita bisa bertahan.

3. Inflasi
untuk mereka yang berjuang dengan ruang lingkup makro akan terus bergulat dengan masalah satu ini. Inflasi Secara sederhana dapat ditafsirkan sebagai situasi dimana harga terus naik. Inflasi ini memang berhubungan dengan harga. Seyogyanya, pemerintahan mempunyai hak untuk bisa mencegah terjadinya peningkatan atau inflasi

4. Hutang
Siapa sih yang tidak tahu bahwa negara kita ini sebenarnya memiliki banyak sekali kekayaan alam dan sumber daya alam yang jika kita olah dengan baik, tentu akan sangat membantu tingkat kemakmuran negara kita.

Seperti itulah negara Indonesia, sangat disayangkan sekali bahwa pada kenyataannya negara Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya. Namun dikarenakan masyarakat tidak dapat memanfaatkan sumber daya alam ini, maka sumber daya alam ini tidak dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang kita harapkan. Justru semakin banyak pengangguran di Indonesia karena kurangnya lapangan kerja yang ada di negara ini. Andai saja saya menjadi menteri perekonomian, saya akan membuka lapangan pekerjaan yang banyak dan mengusahakan disetiap daerah akan saya buka lapangan kerja. Sehingga dengan itu masyarakat dapat bekerja tanpa adanya pengangguran yang menumpuk di negara ini. Dan masalah kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat dapat sedikit diatasi jika mereka bekerja. Maka dari itu, jika saya menjadi menteri perekonomian maka saya akan membuka lapangan kerja di berbagai daerah sehingga antar daerah dapat bekerja dengan maksimal. Tujuan jangka panjangnya adalah dengan bekerja maka mereka dapat mencukupi hidupnya dan dapat mensejahterakannya dikemudian hari.
      Mungkin ini sekiranya pendapat dari saya, dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga Indonesia dapat bangkit dari buruknya perekonomian ini. Amin dan terimakasih.


Sumber :


Rabu, 24 April 2013

Pengaruh Variabel -Variabel Makro Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat Indonesia
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai pengaruh variabel-variabel makro terhadap pola konsumsi masyarakat Indonesia. Sebelum kita membahas lebih lanjut, akan lebih baik jika kita memahami terlebih dahulu apa saja variabel-variabel yang terdapat dalam makro. Setiap orang atau keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang.
Demikian pula kemampuan untuk investasi, bila tingkat bunga tinggi masyarakat terdorong untuk lebih banyak menabung dan mengurangi konsumsi. Sebaliknya, bila tingkat bunga rendah orang lebih cenderung menaikkan konsumsi.
1. Variabel – Variabel Ekonomi Makro
Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Hubungan yang dipelajari adalah hubungan secara kausal dan fungsional antara variabel – variabel yang agregatif. Adapun variabel – variabel yang dimaksud adalah :
a. Tingkat pendapatan nasional.
b. Konsumsi Rumah Tangga.
c. Investasi nasional (swasta/pemerintah).
d. Tingkat tabungan.
e. Belanja Pemerintah.
f. Tingkat harga – harga umum.
g. Jumlah uang yang beredar (Inflasi).
h. Tingkat bunga.
i. Kesempatan Kerja.
j. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
k. Neraca Pembayaran (Eksport dam Import)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga (masyarakat) adalah:
a)      Faktor – Faktor Ekonomi
Yang termasuk ke dalam faktor – faktor ekonomi adalah :
v  Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )
Biasanya , makin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat konsumsinya pun semakin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, maka kemampuan masyarakat untuk membeli beraneka ragam kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar.
v  Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )
Yang termasuk kedalam kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (misalnya rumah, tanah, dan mobil ) dan finansial ( deposito berjangka, saham, dan surat – surat berharga ). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi karena menambah pendapatan disposabel.
v  Tingkat Bunga ( Interest Rate )
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal.
v  Perkiraan tentang Masa Depan ( Household Expectation About The Future )
Jika masyarakat memperkirakan masa depannya makin baik, mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi, sehingga pengeluaran konsumsi cenderung meningkat. Begitupun sebaliknya, jika masyarakat memperkirakan masa depannya makin jelek, mereka cenderung mengambil ancang – ancang dengan menekan pengeluaran konsumsi.
b)                  Faktor Demografi ( kependudukan )
Yang termasuk ke dalam faktor – faktor demografi ( Kependudukan ) adalah :
v  Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata – rata per orang atau per keluarga relatif rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
v  Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk suatu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi, diantaranya:
ü  Usia (Produktif dan tidak produktif)
Makin banyak penduduk usia kerja atau usia produktif (15 – 64 tahun), maka makin besar tingkat konsumsinya.Terutama bila sebagian besar dari mereka mendapat kesempatan kerja yang tinngi dengan upah yang wajar atau baik. sebab makin banyak penduduk yang bekerja maka penghasilannya juga makin besar.
ü  Pendidikan (rendah, menengah, tinggi)
Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka tingkat konsumsinya pun semakin tinggi. Sebab pada saat seseorang pendidikannya semakin tinggi, mereka tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan makan dan minum melainkan juga memenuhi kebutuhan informasi, pergaulan masyarakat yang lebih baik, serta kebutuhan akan pengakuan orang lain terhadap keberadaannya (eksistensinya). Dan seringkali biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ini jauh lebih besar dari pada biaya pemenuhan kebutuhan untuk makan dan minum.
c) Faktor Non Ekonomi
Faktor – faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya masyarakat, seperti perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat (tipe ideal ). Contoh yang paling banyak ditemui di Indonesia adalah berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisonal ke pasar swalayan.
PENGARUH INFLASI TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT
Inflasi adalah salah satu variabel makro yang dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia. Semua pihak ( pemerintah, produsen, perbankan dan masyarakat ) terkena pengaruh yang sama akibat kenaikan inflasi yang pada akhirnya akan menurunkan konsumsi masyarakat. Bagi produsen, pengaruh inflasi yang terus menerus dapat menyebabkan naiknya biaya produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan merugikan produsen karena tidak dapat bersaing dengan barang – barang impor. Pada saat inflasi, produsen bisa saja menghentikan produksinya untuk sementara waktu dan melanjutkan kembali produksinya pada saat kondisi telah membaik. Namun pada saat produsen tidak dapat mengikuti laju inflasi yang terus menaik setiap tahunnya ( laju inflasi tertinggi selama 3 tahun terakhir terjadi pada September 2008 yakni sebesar 12,14% ) maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian besar dan akhirnya menutup perusahaan (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Industri – industri yang terkena dampak paling besar akibat inflasi adalah industri non bahan pokon seperti industri properti, industri hiburan, rekreasi dan barang mewah . Bila Inflasi terus meninggi kemudian perusahaan tersebut ditutup, maka akan hadir beribu – ribu masyarakat berstatus pengangguran baru tanpa penghasilan yang secara tidak langsung turut pula menyumbang angka kemiskinan yang lebih besar lagi. Dengan kondisi harga yang terus melambung tanpa ada pendapatan maka mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan dengan semestinya dikarenakan daya beli mereka turun. Masyarakat hanya akan mengusahakan agar kebutuhan pangan sebagai prioritas utama dalam belanja rumah tangga dapat terprnuhi. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikkan harga antara lain adalah bahan bakar rumah tangga, ikan segar, daging ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, ikan diawetkan, tempe, beras, nasi dengan lauk dan banyak lagi termasuk minyak goreng. Sedangkan kebutuhan lainnya, termasuk pendidikan dan kesehatan, tidak masuk dalam prioritas. Untuk mencegah tutupnya perusahaan, maka produsen bekerja sama dengan bank. Dengan harapan mendapatkan pinjaman dana yang akan digunakan untuk melancarkan dan mengembangkan produksinya. Namun bagaimana bank bisa memutar kembali uangnya jika masyarakatnya tidak mau menabung dikarenakan daya beli mereka rendah.
Dan akhirnya, untuk mengatasi hal tersebut, maka campur tangan pemerintah sangat di perlukan demi menstabilkan kondisi perekonomian dengan kebijakan – kebijakannya yang dapat di tempuh untuk mengurangi tingkat inflasi dan menaikkan daya beli masyarakat, dengan begitu masyarakat akan mulai kembali menabung di bank dan produsen tetap dapat memproduksi barang – barang (mungkin sampai ke luar negeri) dengan pinjaman yang didapat dari bank.
DAMPAK – DAMPAK INFLASI
Dampak – dampak yang ditimbulkan akibat inflasi memepengaruhi masyarakat adalah :
a)      Masyarakat yang berpenghasilan tetap
Inflasi sangat merugikan bagi masyarakat berpenghasilan tetap karena harga – harga barang melambung tinggi sedangakan gaji mereka tidak naik. Maka inflasi menyebabkan pendapatan riil seseorang terlihat rendah, karena dengan gaji yang diterima barang atau jasa yang mereka peroleh lebih sedikit dibandingkan sebelum terjadinya inflasi.
b)      Masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap
Inflasi tidak akan berpengaruh banyak pada masyarakat yang tidak berpenghasilan tetap karena pendapatan mereka didasarkan pada keuntungan yang didapat dan mereka bisa meminta upah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi. Contohnya : pengacara, pengusaha, buruh, dan lain sebagainya.
c)      Dunia Usaha
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya. Namun jika biaya produksinya lebih besar dari pada pendapatan yang diterima maka produsen tersebut akan dirugikan karena tidak dapat bersaing dengan produk – produk lain. Bagi industri perbankan, inflasi mempengaruhi sikap masyarakat untuk menabung dikarenakan tingkat bunga yang sama terlihat rendah. Bila masyarakat enggan menabung maka dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena untuk mengembangkan usaha para pengusaha dan investor membutuhkan dana dari bank yang didapat dari tabungan masyarakat. Sedangkan dampak inflasi bagi orang yang meminjam di bank sangat menguntungkan karena saat pembayaran utang kepada bank nilai uang lebih rendah pada saat meminjam. Dan bagi pihak yang meminjamkan uang (bank), inflasi merugikan sebab nilai pengembalian uang lebih rendah dibandingkan pada saat peminjaman.
d)     Pemerintah
Bagi pemerintah, inflasi yang tinggi akan menyebabkan terjadinya defisit APBN dan pembayaran bunga serta cicilan utang luar negeri semakin meningkat.