Jumat, 24 April 2015

Dunia Pasti Berputar

Dunia Pasti Berputar

            Untuk kali ini rasanya ingin sekali berbagi cerita tentang kehidupan saya yang mungkin bisa menjadi pembelajaran hidup untuk pembaca. Mungkin bisa dibilang kisah kehidupan saya ini itu pribadi, namun dari cerita ini kita pasti bisa mendapatkan hikmahnya dan pembelajaran agar kita bisa menghindarkan yang tidak baik dan meningkatkan yang baik. Kali ini saya akan membuat artikel tentang kehidupan keluarga saya dimulai dari orangtua saya. Dilihat dari judul dunia pasti berputar ini maksudnya adalah kehidupan di dunia tidak selamanya selalu menetap diposisi atas ataupun bawah, semua bisa saja berubah seiring berjalannya waktu dengan cara berusaha, berdoa dan tawakal. Semoga cerita kehidupan saya ini bisa diambil hikmahnya untuk pembelajaran kita menjalani kehidupan.
            Orangtua saya sama-sama bekerja setelah menikah, mereka menjadi karyawan di suatu toko kaset. Beberapa tahun berikutnya, ayah berpikir untuk membuka suatu usaha toko kaset sendiri, dan setelah memiliki modal untuk membuka toko, akhirnya ayah membua toko di Cinere Mall. Semua mereka jalani dari bawah bersama-sama hingga akhirnya bisa membuka toko sendiri seperti ini merupakan suatu perubahan menuju keposisi atas. Beberapa tahun membuka toko, alhamdulillah usaha ayah berjalan lancar dan berkembang dengan baik. Ayah saat itu sudah bisa membeli mobil pribadi dan 3 mobil angkutan umum untuk angkutan daerah cinere dan 1 mini bus untuk di sewakan. Tidak hanya itu saja, ayah juga sudah bisa membeli beberapa tanah di wilayah sawangan dan empang juga disana. Ini suatu perubahan dari bawah ke atas dikarenakan usaha, doa dan tawakal yang orantua saya lakukan.
            Walaupun keluarga saya sudah berada diposisi seperti ini, saya termasuk anak yang tidak manja untuk minta dibelikan macam-macam mainan atau apapun. Saya termasuk anak yang apabila dibelikan sesuatu saya bersyukur dan apabila tidak dibelikan ya saya tidak merasa bermasalah dengan hal itu. Saya hanya berpikir, jika itu memang suatu rejeki untuk saya, maka rejeki itu akan datang dengan sendirinya. Setiap minggu terkadang saya dan keluarga diajak ayah untuk ke toko untuk jalan-jalan keluarga dan melihat situasi toko. Setiap datang ke toko, yang saya dan kakak saya lakukan adalah bermain di toko, entah itu lari-larian ataupun bermain play station di toko, terkadang saya dan kakak saya berjalan-jalan memutari Cinere Mall hanya ingin bermain eskalator. Seperti itulah kehidupan saya selama ayah saya di posisi atas, saya tidak pernah meminta dibelikan barang-barang seperti anak yang lainnya minta belikan barang setiap jalan-jalan ke Mall atau tempat rekreasi lainnya. Mungkin selama ayah saya di posisi ini, ayah saya cenderung lebih memperhatikan orang lain dibandingkan keluarga sendiri. Seperti halnya ketika orang lain meminta bantuan seperti meminjam uang sampai ratusan bahakan jutaan, ayah selalu memberikan begitu saja tanpa memberikan perjanjian hitam diatas putih. Dan terkadang jika anaknya meminta uang untuk keperluan sekolah, ayah hanya menjawab dengan enaknya “íya nanti” selalu seperti itu. Dan sebagai anak lelah rasanya seperti itu.
            Beberapa tahun kemudian ayah mengalami penurunan di toko, yang tadinya toko membuka cabang di Blok M, lalu cabang tersebut tutup. Kemudian orangtua saya melaksanakan pergi haji. Dan saat tiba kembali di Jakarta rasanya kangen sekali melihat mereka, dan mereka disaat tiba langsung memeluk saya dan menangis karena setelah lama tidak bertemu akhirnya bertemu juga. Dan beberapa bulan kemudian cobaan datang dikeluarga kami. Toko semakin lama memperlihatkan penurunan bukan peningkatan. Hal ini dikarenakan ayah tidak memisahkan antara uang pribadi dengan uang usaha. Sehingga beberapa uang toko yang ayah gunakan untuk membantu orang mengurangi modal toko. Ini membuat modal toko berkurang dan usaha toko dapat menjadi bangkrut karena modal yang tidak ada. Dan satu demi satu angkutan umum dijual untuk membayar kepentingan toko dan sewa tempat. Dan tanah disawangan pun berkurang seiring berjalannya waktu. Dan digantikan dengan motor tahun 1991 honda astrea yang sampai saat ini saya gunakan untuk berangkat dari saat saya masih sekolah sampai kuliah. Dan bahkan saat ini sering menjadi rebutan motor karena motor hanya satu dan yang mau menggunakan adalah saya dan adik.
            Lalu ayah berpikir untuk mencoba mendaftar menjadi calon legislatif, pdahal saat itu tanah yang tersisa tinggal satu dan itu merupakan tanah nenek dan mama. Tapi pada akhirnya ayah menjualnya dan tidak memberikan kabar kalau uanganya digunakan untuk daftar sebagai calon legislatif tersebut. Dari situ mama merasa kecewa karena mama berpikir uang dari hasil menjual tanah dapat digunakan untuk membiayai sekolah anak-anaknya dan membangun rumah di daerah ciledug. Karena kekecewaan mama tersebut timbulah suatu permasalahan dalam keluarga saya, mulai tidak akurnya orangtua membuat saya merasa sedih. Terkadang saya bingung, ingin melihat mereka bersama dan tersenyum bersama-sama, namun apa daya keadaan berkata lain. Setelah semua yng dimiliki habis, kini saatnya tinggal menunggu hasil pengumuman pemilu, dan ternyata ayah tidak lolos. Ini membuat mama semakin kecewa, uang semua habis hanya untuk keinginan ayah, dan untuk masa depan anak-anaknya kini telah tiada. Bagaimana hati seorang istri yang memikirkan nasib anak-anaknya dan ternyata semua habis begitu saja. Saya sangat mengerti bagaimana posisi dan perasaan mama saya saat itu. Saya juga merasa sedih, namun saya tidak dapat berbuat apa-apa.
Sejak saat itu timbul beberapa omongan tetangga bahwa ayah saya telah menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki anak. Namun saya dan mama tidak berpikir bahwa ayah melakukan hal tersebut, karena disaat itu ayah tidak punya uang dan tidak dapat menafkahi keluarganya, jadi tidak mungkin ayah menikah lagi karena kemungkinan biaya yang tidak ada. Dan dari pengakuan ayah sendiri, dia mengaku bahwa dia tidak menikah lagi. Dan saya percaya akan hal itu, saya percaya bahwa ayah saya pasti sayang sama saya dan tidak akan mengecewakan saya dengan cara menikah lagi dengan wanita lain. Namun setelah kakak saya menikah, mereka kembali lagi akur dan saya merasa senang. Kemudian timbulah suatu masalah dikeluarga kami, beberapa kali kakak saya mengalami kemasukan roh halus yang selalu memarahi ayah saya karena janjinya yang tidak ditepati dengan seseorang ketika itu, dan saya pun sempat berbicara dengan makhluk halus tersebut ketika sedang berduaan saja dengan kakak. Disaat itu saya seperti mengobrol biasa dengan kakak, tapi sebenarnya disaat itu yang ada ditubuh kakak saya bukanlah dia melainkan makhluk halus. Disitu saya bertanya maksud dan tujuannya menganggu kakak saya apa, dan disitu saya memberanikan diri untuk berbicara banyak agar saya mendapatkan informasi apa yang sebenarnya makhluk ini mau. Kemudian saya berkata “jika ini adalah masalah dengan ayah, tolong jangan ganggu kakak saya. Tapi klo masalah ini dengan ayah saya, maka ganggu saja ayah saya, karena kalau tidak langsung ke ayah maka ayah tidak akan pernah mengerti bahwa semua ini adalah kesalahan ayah” dan sejak saat itu kakak saya yang setiap harinya bisa diganggu sampai 5 kali, sejak itu tidak pernah diganggu lagi.
Dan beberapa hari kemudian ternyata ayah mengalami musibah yaitu penyakit. Setelah diperiksa ternyata ayah mengalami paru-paru. Tapi ini bukan paru-paru biasa tapi juga adanya kiriman dari orang yang tidak suka dengan ayah waktu itu, yang dulunya menganggu kakak saya, sekarang menganggu ayah. Kemudian beberapa hari ayah diinfus, saya selalu mengantikan infusan, karena saat itu ayah diinfus dirumah. Suatu ketika pernah ayah mengalami seperti halnya sakaratul maut, semua sudah berkumpul dan banyak yang mendoakan surat yasin saat itu. Dna saya hanya bisa berdoa agar ayah saya disembuhkan karena anak-anaknya masih membutuhkannya dan saya merasa bahwa saya sendiri masih membutuhkan sosok ayah untuk melindung dan menikahi saya dikemudian hari. Dan ayah masih diberikan umur saat itu, dan saya tidak tidur seharian menjaganya, walaupun saat itu saya dalam keadaan sedang ujian pertengahan semester yang dimana besoknya adalah saya melaksanakan ujian.
Kemudian beberapa bulan lamanya, terdengar lagi gosip ayah menikah, dan ternyata gosip itu fakta adanya, wanita itu memiliki anak dan tinggal di bogor. Saya merasa sangat syok dan tidak percaya mendengar kenyataan tersebut. Sangat sedih saya rasakan dan tak menyangka mengapa ayah saya setega itu melakukan hal sedemikian menyakitkan untuk keluarganya. Sungguh-sungguh menyakitkan bagi diri saya dan merasa sangat kecewa dan seketika saya tidak ingin menatapnya dan mengurusnya saat sakit. Suatu ketika saya menjaga warung, saya dipanggil ayah namun saya hanya diam, dan kemudian dia menyuruh adik saya memanggil saya dan ahirnya saya menghampirinya. Dan dia marah-marah karena rumah berantakan dan menyuruh saya menyapu, disitu saya merasa sedih, saya tidak marah-marah ketika tahu dia menikah tetapi saat itu saya dimarahi dan seketika saat menyapu saya pun menangis. Melihat hal tersebut tiba-tiba nenek menghapiri dan menanyakan ada apa. Kemudian nenek menjelaskan alasan saya diam adalah karena saya sudah mengetahui bahwa ayahnya menikah lagi dan saat itu ayah mengakui bahwa dia telah menikah lagi walaupun hanya sebentar. Dia mengaku bahwa dia telah dibiayai menikah oleh orangtua wanita yang disana. Kalau saya pikir, jika dia mencintai keluarganya dan menyayangi anak-anaknya, tentu dia tidak akan melakukan hal menikah lagi dengan wanita lain, seharusnya dia bisa lebih fokus utnuk memikirkan masa depan anak-anaknya ketimbang memikirkan dirinya sendiri. Disini saya merasa amat sangat sedih dan kecewa terhadap seseorang lelaki yang selama ini selalu saya anggap sebagai sosok yang bisa menjadi panutan saya dalam mencari calon suami, namun seketika sirna begitu saja.
Beberapa bulan kemudian, ayah mengirimkan sms ke saya dan kakak dengan isinya bahwa dia mengusir kami sekeluarga dari rumah. Saya merasa syok membacanya, seketika memberikan kabar tersebut kepada mama dan saat itu bagaikan rapat dadakan diruang tamu dengan mata-mata yang berlinangan air mata karena merasa sedih. Kita tidak memiliki rumah kecuali tempat yang saat ini. Dan sebagai kakak tertua, kakak saya membalas sms tersebut bahwa kita akan meninggalkan rumah jika ayah mengganti uang tanah mama dan nenek dan kita akan siap meninggalkan rumah saat itu juga. Namun ayah tidak dapat berkata apa-apa. Dan sampai saat ini kami sekeluarga masih tinggal diatap yang dulu dan saya pun masih tetap diam terhadap ayah, karena saya tidak bisa terima mama saya dibuat menangis olehnya saya merasa mama adalah segalanya dan siapapun yang membuatnya menangis sekalipun itu ayah maka saya akan merasa saya tidak suka dengan orang tersebut. Untuk itu disaat saya mendapat ancaman bahwa saya tidak akan dinikahi oleh ayah, saya menjalaninya dengan ikhlas dan sabar. Apabila itu yang dia inginkan maka saya akan terima, karena saya lebih mementingkan mama dari pada ayah. Karena saya mengetahui bagaimana perasaan mama dan saya mengetahui bagaimana perjuangan mama. Untuk itu saya tetap mengutamakan mama. Dan untuk biaya saya kuliah dari semester 5 sampai 8, saya berusaha mencari uang sendiri , entah itu dari uang beasiswa yang didapat setahun sekali dan menambahkannya dengan uang tabungan ataupun uang usaha yang saya jalani. Dan terkadang saya harus mengambil uang gaji barcode selama setahun hanya untuk membayar semesteran, kalau bukan saya yang mengurusi biaya kuliah saya, lalu siapa lagi yang dapat membantu saya. Saya merasa bersyukur dapat membiayai kuliah sendiri. Walaupun terkadang saya merasa sedih, menabung lama namun seketika habis untuk bayaran. Tapi setidaknya saya bisa terus kuliah tanpa berhenti, walaupun terkadang merasa lelah karena harus bekerja dan kuliah, namun itu adalah hal yang harus saya jalani untuk kehidupan saya yang lebih baik. Saya ingin membahagiakan mama dan nenek sebelum saya meninggalkan mereka, saya ingin membahagiakan keluarga saya sebelum saya pergi dan semoga saja Allah mengabulkan niat baik saya, walaupun itu semua butuh waktu. Saya yakin saya pasti bisa karena semua doa selalu mama berikan untuk saya. Terimakasih mama dan mbah (nenek), semoga kalian diberikan kesehatan selalu dan panjang umur sampai saatnya tiba saya membahagiakan kalian.

Mungkin sekiranya ini adalah cerita kehidupan saya, mungkin dari sini bisa diambil kesimpulan dan hikmahnya dan saya yakin dalam kehidupan yang saya jalanin ini, saya dapat banyak hikmah walaupun yang saya alami adalah sangat berat dan saya menerimanya dengan ikhlas. Sekian mungkin artikel kali ini, sudah merasa membosankan mungkin atau merasa menyedihkan, hahahahaha. Karena saya menulis artikel ini terkadang masih menahan air mata, sepertinya masih begitu menyakitkan dihati. Sekian dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih J

1 komentar:

  1. Untuk Anda para Pecinta Judi Online yang takut hasil kemenangan Anda tidak dibayar, Saya ingin merekomendasikan Anda di S128Cash Bandar Judi Online Terbaik dan Terpercaya.
    Saya berani jamin, seberapa besar kemenangan Anda pasti akan tetap dibayar.
    Dengan begitu Anda bisa bermain dengan nyaman dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
    S128Cash sendiri menyediakan semua permainan FAIRPLAY serta Populer, seperti :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - Sabung Ayam Online
    - IDN Poker
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    Dapatkan juga berbagai PROMO BONUS Menarik dari S128Cash, yaitu :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Situs Judi Bola Terbesar

    BalasHapus