Who Am I
Kalau
berbicara mengenai who am I, mengingatkan saya pada salah satu film yang
dibintangi oleh Jacky Chan. Tetapi pada kesempatan kali ini, saya mendapat
tugas dari dosen untuk menceritakan siapa saya. Disaat memberikan tugas, Beliau
berkata, “semakin panjang yang ditulis, maka semakin bagus nilainya”. Walaupun
bercerita tentang diri sendiri ternyata membuat saya bingung harus memulai dari
mana, dan yang saya takutkan adalah semakin panjang yang saya tulis, semakin
membosankan untuk dibaca. Tetapi harus optimis bisa menyenangkan dan semoga
dapat bermanfaat untuk pembaca. Setidaknya dengan ini saya dapat berbagi
pengalaman hidup saya selama ini. Mungkin sebelumnya saya pernah menulis
artikel mengenai proses kelahiran saya dalam artikel “Mama”, maka saya akan
memulainya dari saya sudah terlahirkan di dunia ini. Siapkan minum dan makanan
saat membaca ini, karena cerita ini mungkin membuat anda lelah dan lapar, atau
bahkan mungkin saja membuat anda tertidur saat anda membacanya. (Wah, seperti
hipnotis saja ya. Hahaha)
Pada
tanggal 2 Januari 1993, saat adzan maghrib untuk wilayah DKI Jakarta dan
sekitarnya berkumandang, saya telah lahir di dunia. Saya anak kedua dari empat
bersaudara. Saat masih bayi, saya hanya beberapa bulan mendapatkan ASI karena
mama saya harus bekerja dan menggantikan ASI dengan susu formula. Selama mama
bekerja, saya dirawat oleh ayah, karena saat itu ayah belum bekerja. Dan
beberapa tahun setelah saya beranjak dewasa, ayah mendapatkan pekerjaan sebagai
penjaga toko kaset. Sejak ditinggal orangtua bekerja, saya dirawat oleh nenek
yang biasa dipanggil mbah (panggilan nenek untuk orang Jawa). Selama dirawat
mbah, saya setiap pagi diajak untuk ke pasar Kampung Melayu, bukan untuk
berbelanja tetapi karena mbah berjualan
sayur di pasar dan saya terpaksa diajak karena tidak ada yang bisa menjaga saya
selain mbah.
Setiap
pagi, mbah berangkat ke pasar menggendong saya dan menaiki kendaraan umum.
Mungkin saya hanya ingat sedikit masa-masa itu, saya cenderung diam dan tidak
rewel seperti anak yang lainnya. Di pasar melihat orang hilir mudik begitu
ramai, ketika mulai sedikit siang sudah sepi, lalu saya jalan di dekat mbah
berjualan. Terkadang melihat mainan ataupun orang-orang yang ada di pasar. Setelah
selesai berjualan, pulang kerumah sama seperti berangkat tadi yaitu digendong
mbah dan naik kendaraan umum. Sungguh perjuangan yang sangat saya banggakan
dari mbah, rela lelah hanya untuk menjagaku.
Beberapa
tahun kemudian, ayah keluar dari kerjaan dan berusaha untuk membuat usaha toko
kaset sendiri. Ayah membuka usahanya di Cinere Mall, dan alhamdulillah usaha
tersebut berjalan lancar. Sedikit demi sedikit ayah sudah bisa membeli mobil,
dan sedikit demi sedikit ayah juga sudah bisa membeli beberapa tanah dan empang
di kawasan sawangan. Selain itu, ayah juga sudah bisa mengembangkan usahanya
dalam jasa angkutan umum di wilayah sawangan dan angkutan tersebut tidak hanya
satu melainkan tiga kendaraan. Setiap minggu, saya dan keluarga selalu datang
ke toko dan biasanya saya selalu bermain lari-larian di toko. Pernah suatu
hari, saya dan kakak berjalan-jalan di Cinere Mall menaiki dan menuruni
eskalator. Saat berada dilantai yang paling atas, saya dan kakak merasa bahwa
ada seseorang laki-laki yang memperhatikan kami. Lantas kami langsung lari kembali
ke toko dan mengumpat karena takut diculik.
Saat
saya sekolah Taman Kanak-Kanak di Wana Jaya, saya selalu berangkat dan pulang
sekolah sendiri, tidak manja seperti anak yang lainnya. Mungkin bisa dikatakan
saat saya kecil, saya cenderung terlihat seperti laki-laki, karena selalu
dengan potongan pendek seperti laki-laki dan bermain dengan laki-laki. Karena
saat itu saya berpikir berteman dengan laki-laki tidak akan ada yang marah
ataupun menangis karena hal yang sepele. Mungkin karena saya sejak kecil sudah
mandiri, membuat saya menjadi lebih terlihat laki-laki. Dan pernah karena hal
tersebut, saya ditonjok oleh anak laki-laki yang mengejek saya dan memanggil
saya sebagai laki-laki, namun saya tidak membalasnya dan tidak pula menangis.
Saat
saya Sekolah Dasar di SDN 20, saya selalu berangkat dan pulang sendiri. Sampai
guru ada yang tidak tega melihat perjalanan yang lumayan jauh untuk anak seusia
saya saat itu, beliau mengajak saya naik kendaraan umum dan dibiayai oleh
beliau. Namun hal tersebut membuat perjalanan sedikit lebih dekat dan tetap
harus dilanjutkan dengan berjalan lagi. Saya cenderung dari kecil memiliki
sifat, dimana jika saya merasa benar maka saya akan protes jika disalahkan, dan
saat ujian beberapa nomer benar namun disalahkan maka saya langsung segera
protes. Dan saat saya sakit dan harus dirawat di rumah sakit, saya sempat menggigit
tangan dokter karena saat menginfus selalu gagal (untuk kejadian ini, akan saya
ceritakan di artikel dikemudian hari). Disaat sakit yang saya inginkan adalah
masuk sekolah, karena saya merasa rugi dan akan tertinggal jika tidak masuk
sekolah satu hari saja. Karena kebiasaan saya sejak kecil seperti ini, maka
setiap ada suatu kewajiban untuk masuk sekolah maka saya akan berangkat
sekolah, sekalipun sedang sakit saya cenderung memaksakan diri untuk tetap
berangkat sekolah. Mungkin kalau orang lain sakit disuruh tidak sekolah akan
senang, tetapi untuk saya disaat disuruh untuk tidak masuk sekolah justru saya
menangis sedih karena saya ingin tetap masuk sekolah, ya seperti inilah saya terlambat
datang saja saya juga menangis.
Dan
pada saat saya kelas lima, saya ditugaskan untuk mengikuti lomba matematika antar
Sekolah Dasar lainnya. Alhamdulillah lolos ketahap selanjutnya, namun dari
sekian banyak yang ditugaskan hanya saya yang lolos. Kemudian tes selanjutnya
saya diantar oleh Bapak Kepala Sekolah saat itu yaitu Bapak Turman Tambun (almarhum).
Beliau menemani saya hingga tes selesai, dan saat selesai saya diperintahkan
untuk segera pulang naik angkot dan dibiayai. Namun karena beliau tidak tega
melihat saya yang terlihat kecil ini pulang sendirian, dan akhirnya beliau
mengantarkan saya pulang. Walaupun pulang menggunakan motor dan harus diguyur
hujan, alhamdullilah sampai di rumah dengan selamat. Sungguh baik beliau terhadap
saya, sampai orangtua saya kaget kalau saya sampai diantar oleh Kepala Sekolah.
Sekarang beliau telah meninggal, walaupun saya belum sempat membalas jasa
bapak, tetapi tidak lupa saya ucapkan terimakasih telah berbuat baik dan
mengantarkan saya sampai rumah. Terimakasih dan semoga diterima amal
kebaikannya oleh Allah, aamiin. Selain itu saya juga pernah mengikuti lomba
futsal antar SD sampai masuk final dan alhamdulillah juara 3. Saat Ujian
Nasional untuk masuk ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, saya diantar ayah
ketempat ujian dan saya mengajak teman-teman saya untuk berangkat bersama.
Saat
saya lulus dan telah dterima di SMPN 29 Jakarta, saya berangkat dan pulang
sendiri menggunkan kendaraan umum. Terkadang harus berebutan kendaraan karena
sudah sore dan macet. Tetapi perjuangan tersebut tidak terpikirakan lagi
setelah saat Ujian Nasional pelajaran matematika saya mendapat nilai tertinggi
karena hanya salah satu saja. Dan foto saya bertuliskan “the best of math”
terpajang di dalam buku tahunan sekolah, sungguh suatu hal yang dapat
membanggakan orangtuaku. Walaupun saat masa sekolah disini, saya sering sekali
untuk dicaci maki hanya karena tidak memberikan contekan saat ujian. Karena
saya pikir, kalau saya berikan contekan setiap ujian, tentu mereka tidak akan
ada keinginan untuk bisa dalam matematika. Saya hanya bisa bersabar selama itu,
dan alhamdulillah saat perpisahan tiba mereka yang selalu mencaci maki saya,
meminta maaf atas kejahatan dan kesalahan mereka selama itu. Dan dihari
kelulusan, saya mengungkapkan isi hati saya kepada seorang laki-laki yang saya
kagumi sejak awal sekolah, dia memang baik dan berakhlak baik kepada siapapun.
Walaupun saya yang seorang perempuan ini mengungkapkan perasaan terhadap
laki-laki merupakan hal yang tidak biasa dan membutuhkan keberanian yang luar
biasa. Setidaknya dengan ini saya mengerti akan keberanian laki-laki dalam
mengungkapkan perasaannya terhadap perempuan. Setelah itu saya lulus pada tahun
2008 dan saya telah diterima di SMAN 46 Jakarta.
Pada
tahun 2000, mama dan ayah menunaikan ibadah haji. Padahal pada saat itu,
kondisi toko sedang tidak stabil. Setelah mama dan ayah pulang dari ibadah
haji, cobaan dan ujian datang menghampiri keluarga kami. Dari masalah toko yang
pada akhirnya terpaksa untuk ditutup, dan menjual mobil angkutan umum untuk
membayar hutang saat mempertahankan toko. Sedikit demi sedikit, semua yang dulu
pernah diperoleh habis untuk dijual. Yang tersisa hanya beberapa tanah dan
empang yang ada di sawangan. Semasa ayah memiliki uang, mungkin beliau tidak
terlalu mementingkan keluarganya, ayah selalu mengutamakan kepentingan orang
banyak, menolong orang-orang yang membutuhkan uang dengan tujuan disaat ayah
terpuruk maka orang-orang yang dulunya ditolong oleh ayah dapat menolong ayah
disaat ayah terpuruk. Namun pada kenyataannya sulit untuk yang sedemikian.
Membiayai adik-adik ayah untuk kuliah, membeli motor, urusan pernikahan juga
ayah yang membantu. Tetapi saat anaknya yang kuliah, ayah tidak dapat membiayai
sepenuhnya karena kondisi yang sekarang ini tidak mendukung.
Pada
tahun 2009 ayah mencalonkan diri untuk menjadi anggota legislatif. Segala cara
sudah beliau lakukan, sampai mengorbankan tanah untuk biaya beliau menyalonkan
diri. Namun, ayah tidak terpilih dan semua yang dulu diperolehnya kini sudah
habis. Mobil pun dijual dan diganti dengan motor astrea keluaran tahun 1991
yang umurnya lebih tua dari saya. Setelah itu, kehidupan keluarga berubah
menjadi kacau. Pertengkaran orangtua pun sering terdengar dan membuat diantara
mereka tidak akur. Karena mama yang mengingatkan ayah untuk tidak mencalonkan,
dan mengingatkan ayah untuk menabung agar masa depan anak-anaknya dapat
tercapai, itu semua tidak didengarkan ayah. Dan beginilah sekarang kehidupan
keluarga, disaat kakak kuliah, saya sekolah tentu membutuhkan biaya yang
banyak. Tetapi kenyataannya ayah saat ini tidak dapat memenuhinya, maka dari
itu pertengkaran antara mama dan ayah sering muncul.
Saat
saya SMA di 46 Jakarta, selama satu tahun saya berangkat dan pulang jalan kaki
dengan jarak yang lumayan jauh dan beberapa kali menanjak. Perjalanan sendirian
yang membuat saya merasa lelah, mungkin jika perjalan tersebut dilakukan
bersama-sama akan tidak terasa lelah. Dan yang pernah saya sedihkan adalah
disaat bulan Ramadhan, disaat saya berpuasa dan harus berangkat dan pulang
sekolah dengan berjalan kaki, itu merupakan cobaan yang sangat berat bagi saya
saat itu. Setiap pulang dengan wajah cemberut karena lelah perjalanan dan
berpuasa, saya pun dimarahi ayah karena pulang sekolah dengan wajah yang
seperti itu. Ayah bilang, kalau tidak mau seperti ini lebih baik masuk ke
pesantren saja dan saya pun hanya diam dan tetap bersabar dengan semua cobaan
saat itu. Terkadang setiap malam hari disaat saya tidur, betis kaki saya selalu
terasa kencang dan kram, sakit teramat sakit yang menyerang tiba-tiba setiap
malam hari dan disaat tidur membuat tidur terganggu. Terkadang sakit yang
timbul tersebut membuat saya menangis, karena betis terasa kencang dan urat
terasa ditarik-tarik. Ya ini adalah efek karena perjalan ke sekolah yang jauh,
terkadang jika saya merasa kaki saya tidak kuat, saya akan pulang menaiki bajai
yang biayanya melebihi uang jajan saya saat itu. Untung sejak kecil saya sudah
senang menabung, jadi disaat seperti itu saya dapat menggunakan uang tersebut.
Saat
saya kelas dua, saya berkeinginan untuk membawa motor ke sekolah agar tidak
menyiksa kakiku lagi. Walaupun orangtua tidak memberikan izin karena saya
perempuan dan belum memiliki SIM, saya tetap membawa motor ke sekolah. Setahun
kemudian saya mengalami kecelakaan kecil saat berangkat sekolah, saat itu
jalanan basah setelah diguyur hujan. Saat tanjakan dan berbelok, tiba-tiba saja
saya tergelincir dari motor dan terjatuh (untuk lebih jelasnya akan saya
ceritakan diartikel yang lebih khusus mengenai hal ini). Setelah mengalami
kejadian yang membuat wajah saya terluka dan telapak tangan yang luka akan
pecahan kaca spion yang melukai, tidak membuat saya kapok untuk mengendarai
motor.
Disaat
kondisi orangtua seperti ini, saya merasa membutuhkan seseorang yang bisa
memberikan semangat hidup untuk saya, dan saya membutuhkan seseorang yang bisa
memberikan kebahagiaan untuk saya. Dan saya berdoa untuk dipertemukan
seseorang, dan saat itu saya sedang dekat dengan dua orang laki-laki. Saya
meminta petunjuk kepada Allah, apabila diantara mereka ada yang menyatakan
cintanya kepada saya maka akan saya terima. Dan pada akhirnya salah satu
diantara mereka ada yang mengatakan perasaannya kepada saya, dan seorang
laki-laki yang belum sempat menyatakan cintanya kepada saya sangat menyesal dan
berkata akan menunggu saya sampai putus hubungan dengannya. Namun semua itu
hanyalah kata-kata saja, beberapa tahun kemudian lelaki itu meminta maaf karena
tidak dapat memegang perkataannya waktu itu, dan saya pun memakluminya dan saya
tidak pernah memaksanya untuk tetap menunggu saya karena ada Allah yang sudah
mengatur jodoh untuk umat-umatnya. Sejak saat itu saya mempunyai seorang
kekasih, dia adalah orang pertama yang menjadi kekasihku. Walaupun saya
bukanlah yang pertama untuknya, setidaknya dia menginginan saya untuk menjadi yang
terakhir untuknya.
Beberapa
bulan mungkin semua berjalan baik dengannya, dan selanjutnya sedikit membuat
sakit hati karena tingkah lakunya namun saya hanya bisa bersabar dan berdoa
diberikan petunjuk apa yang harus saya lakukan. Dan alhamdulillah dia dapat
berubah menjadi lebih baik dan berusaha membalas kesabaran saya semasa lalu
dengan membuat saya senang dikemudian hari.
Setiap
sekolah dari kecil saya sudah terbiasa tidak pernah sarapan, dan pada suatu
hari saya sedang tidak enak badan, padahal saat itu ada pelajaran olahraga. Dan
olahraga hari ini mengambil nilai lari memutari luar sekolah yang jaraknya
lumayan jauh melewati rumah-rumah sekitar sekolah sebanyak enam putaran. Saat
itu saya lari bersamaan dengan sahabat saya karena saya merasa tidak enak
badan, dan akhirnya setelah enam kali berputar dengan diberikan batas waktu
tersebut selesailah pelajaran olahraga. Tetapi yang menjadi ramai adalah saat
selesai dan saatnya berganti pakaian di kelas, tiba-tiba saya merasa lemas dan
dingin sekali badan ini, yang lama-kelamaan saya seperti mati rasa. Hanya bisa
meminta tolong sahabat untuk mengoleskan minyak kayu putih dibadan saya,
padahal sahabat saya ini tidak menyukai minyak kayu putih namun untuk menolong
saya akhirnya dia mau mengoleskannya ke tubuh saya. Benar-benar disaat itu saya
merasakan seperti kematiaan yang menghampiri saya, karena baru kali ini saya
merasakan seperti ini. Semua teman dibuat panik karena saya, saya tidak
mengerti apa yang terjadi pada diri saya dan saya menangis melihat teman-teman
menyuruh saya untuk pulang dan saya tetap tidak ini pulang. Akhirnya saya
mengeluarkan air mata dan entah mengapa saya merasa sesak nafas dan seperti nafas
terakhir untuk saya, teman yang lain juga ada yang menangis karena melihat saya
seperti itu. Dan seketika saya seperti mendapatkan nafas lagi dan mengucapkan,
“astagfirullahhalazim” dan terus saya mengucapkannya sampai saya merasa sadar
dan merasakan kembali tubuh saya. Bagi saya itu suatu pengalaman yang
benar-benar berharga, karena dengan itu saya mengetahui begitu banyak yang
sedih melihat saya seperti itu dan setidaknya membuat saya semangat untuk
hidup.
Alhamdulillah
selama saya bersekolah selalu berprestasi, setidaknya dengan ini saya dapat membahagiakan
orangtua. Walaupun bukan dengan uang, tetapi orangtua juga dapat bahagia disaat
anak-anaknya berprestasi. Setelah lulus, saya bingung antara melanjutkan kuliah
atau tidak, karena tidak adanya biaya. Namun ayah berkata, “pokoknya kamu harus
kuliah, ayah usahakan bisa membiayai kuliah kamu. Walaupun itu harus merampok
sekalipun yang penting kamu bisa kuliah” kata-kata tersebut selalu saya ingat
dan hal ini membuat mata saya berkaca-kaca dan tak tertahan lagi untuk menangis
(saat menulis ini pun juga membuat saya berkaca-kaca). Dari perkataan ayah
membuat aku berpikir untuk kuliah dan bersungguh-sungguh untuk bisa mencapai
apa yang sudah diperjuangkannya. Ya mungkin saat ini beliau tidak memiliki
uang, namun mungkin saja disaat saya kuliah beliau mempunyai biaya untuk saya
kuliah.
Setelah
berusaha untuk mengikutin tes masuk ke perguruan tinggi negeri namun gagal,
akhirnya saya memutuskan untuk masuk ke Universitas Gunadarma karena kakak saya
alumni dari Universitas Gunadarma dan dengan jurusan yang sama juga yaitu
akuntansi. Awal masuk kuliah, saya mendapat kelas 1EB08, dimana banyak berbagai
macam watak karena mereka juga berasal dari daerah yang beragam. Tetapi anak
1EB08 semuanya adalah anak yang baik dan saya beruntung bisa mengenal mereka
semua. Setelah satu tahun berjalan, alhamdulillah saya naik dengan IPK yang
memuaskan, saya kaget dan tidak pernah menyangka saya memiliki IPK tertinggi
dikelas. Karena IPK tersebut, saya dihubungi oleh pihak Gunadarma untuk
mengikuti tes sarmag dan karena dari 1EB08 IPK saya yang tertinggi saat itu
maka hanya saya yang diwakilkan untuk dihubungi dan setalah itu saya memberikan
kabar gembira untuk tiga orang yang beruntung dari 1EB08 seperti saya. Untuk
lebih jelasnya, hal tersebut sudah saya bahas dalam artikel “Sarmag”.
Setelah
memilih untuk tetap berada di kelas EB01, saya memiliki teman baru dengan IPK
yang menakjubkan sekali. Sungguh beruntung saya dapat bergabung dengan kelas
unggulan seperti ini, walaupun terkadang saya merasa saya tidak pantas berada
di kelas unggulan ini, tetapi saya yakin bahwa Allah pasti memiliki rencana
dibalik semua ini. Dan semoga rencana yang Allah berikan adalah yang terbaik
untuk saya, setidaknya dengan ini saya dapat berjuang lebih giat untuk tidak
kalah dalam belajar dan terus belajar agar tidak tertinggal dengan yang
lainnya. Dan ternyata rencana yang Allah berikan adalah beasiswa, karena
beberapa orang yang memiliki IPK tertinggi akan mendapatkan beasiswa prestasi
dan alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa dan itu merupakan suatu hal yang
dapat membahagiakan orangtua dan meringankan beban orangtua, khususnya mbah
yang selama ini membiayai kuliah saya dari usaha membuka warung di rumah.
Walaupun terkadang persediaan warung sedikit demi sedikit berkurang dikarenakan
modal yang ada telah digunakan untuk membayar kuliah saya. Harapan saya suatu
saat nanti disaat saya sukses nanti, mbah masih bisa merasakan kesuksesan
tersebut dan selalu diberikan kesehatan sampai saat itu tiba, aamiin.
Selama
setahun di kelas EB01 unggulan ini, nilai IPK saya menurun karena saya merasa
kaget dan tidak percaya diri melihat kelas yang benar-benar memiliki
pengetahuan yang sangat luas ini dan rasanya saya tidak pantas berada dikelas
unggulan ini. Dan mendapat kelas ini tidak bisa hanya berdiam diri, tetapi di
kelas ini harus bisa tingkatkan belajar agar tidak tertinggal. Di kelas ini
sangat banyak yang menjadi asisten laboratorium pratikum, walaupun dengan gaji
yang kecil setidaknya dapat menambah pengalaman. Dan pada semester empat, saya
mencoba mendaftar untuk menjadi penjaga perpustakaan di Kampus H, namun tidak
lolos dikarenakan hari yang dibutuhkan saat itu adalah hari dimana saya masuk
perkuliahan. Namun saya tidak kecewa dengan hal tersebut, karena mungkin tidak
ada rejeki saya disana. Saat kenaikan semester lima, saya mendaftarkan diri
sebagai petugas monitoring mahasiswa Universitas Gunadarma, yang biasa disebut
dengan Barcode. Setelah mengikuti berbagai tes dan wawanacara, akhirnya saya
lolos dan diterima untuk menjadi petugas barcode. Setidaknya memberikan
pengalaman lebih untuk saya dan menambah penghasilan juga untuk saya.
Begitulah
saya sekiranya, jangan bosan membacanya karena saya belum menceritakan
keseharian saya. Kalau masalah keseharian saya hanya monoton dan terbilang sesuatu
yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang. Disaat jadwal kuliah
tiba yang saya lakukan seperti hal biasanya dilakukan mahasiswa yaitu kuliah.
Alhamdulillah saya diantar dan dijemput oleh kekasih saya yang sejak SMA dulu
itu, karena dia sengaja mengikuti saya masuk ke Universitas dan jurusan yang
sama dengan saya, hanya kelas sajalah yang berbeda. Namun jika dia tidak dapat
mengantar saya ke kampus maka saya akan berangkat sendiri dengan motor
satu-satunya yang keluarga saya miliki, ya walaupun ditertawakan teman hanya
karena motor tua, tidak saya pentingkan. Karena saya yakin suatu saat nanti
saya akan sukses dari pada sekarang ini, karena sukses sudah dapat terlihat
untuk orang-orang yang mau berusaha dan berusaha.
Suatu
hari saya mengalami kecelakaan saat berangkat ke kampus, saat itu saya
berangkat bersama kekasih saya tersebut. Dulu mungkin dia kuat untuk begadang
ataupun kuat untuk tidur larut malam namun semenjak bersama saya, saya merubah
sifatnya untuk menjadi lebih baik dan akhirnya dia sudah tidak terbiasa
begadang dan tidur lebih awal. Karena dia memiliki kebiasaan seperti ayahnya
yaitu tidur saat mengendarai kendaraan. Disaat berangkat bersama saya, saya
sudah merasakan kalau dia tidak enak membawa motornya dan saya menawarkan diri
untuk bergantian mengendarai motornya. Tetapi yang namanya laki-laki merasa
gengsi akan hal tersebut maka dari itu dia tidak ingin untuk bergantian
mengendarai motor. Saya hanya bisa seperti biasanya yaitu mengingatkannya
jikalau ada suatu bahaya di depan, dan disaat dia sedikit menutup matanya, saya
sudah memperingatkan akan bahaya di depan. Namun karena dia kaget saat keadaan
mengebut dan di depan ada kendaraan lain, akhirnya dia membanting setir
sehingga motor tergelincir dan saya terguling-guling jauh ke depan. Saat
bergunling-guling dan saya melihat ke arah belakang jalanan tidak ada mobil
maka saya pasrah hingga berhenti tubuh ini terguling-guling. Karena kaget dan
merasa tidak percaya kalau saya mengalami kecelakaan, saat berhenti berguling
saya langsung diam di tengah jalan, tidak langsung bangun. Tentu hal tersebut
membuat panik, namun yang saya rasakan adalah malu, malu untuk jadi sorotan
orang banyak dan malu menjadi pusat perhatian orang. Ya seperti itulah
kekasihku, kebiasaan yang tidak bisa diubah, harus siap apapun yang terjadi
jika berkendaraan dengannya. Setidaknya dengan kejadian tersebut bisa
mengingatkannya bahwa jangan memaksakan jika tidak bisa untuk dilanjutkan, dan
percayakan saja jika saya berkata karena itu semua demi kebaikan kita bersama
agar selamat sampai tujuan dan tidak membahayakan nyawa orang lain.
Saya
dari kecil sangat suka berdagang segala macam barang seperti alat tulis,
mainan-mainan, dan sampai saat ini saya masih suka dalam berdagang. Sejak
kuliah saya memulai berdagang pulsa elektrik, yang kadang kala pembelinya
adalah teman kuliah dan alhamdulillah sampai saat ini dapat berjalan lancar.
Walaupun dengan modal Rp100.000, hingga saat ini modal tersebut sudah
berlipat-lipat ganda. Saya mengerti yang namanya berdagang tentu saja ada rugi
dan untungnya, namun jika saya mendapat rugi akan saya angap sebagai amal untuk
saya.
Tidak
hanya berdagang pulsa saja, otak saya dipenuhi dengan berbagai macam bisnis.
Jika saja kondisi keuangan ayah seperti dulu, mungkin semua bisnis yang selalu
saya pikirakan dapat terwujud satu per satu. Tetapi hal ini membuat saya
semakin semangat karena saya yakin bahwa saya dapat sukses dengan usaha-usaha
saya yang dari kecil ini. Selain pulsa, saya mengikuti MLM yang harus dapat
menarik pelanggan untuk bergabung namun karena hal tersebut bukanlah kemampuan
saya, akhirnya hal tersebut tidak berjalan lancar. Tetapi saya tetap
memanfaatkan gaji bulanan dari usaha tersebut, setidaknya dapat menambah
penghasilan untuk saya. Kemudian saya berusaha membuka usaha pakaian dan
tas-tas. Alhamdulillah sedikit demi sedikit dapat berjalan, karena barang
tersebut saya yakin dibutuhkan semua orang. Ya beginilah saya, menyukai bisnis
dan selalu ingin berusaha berbisnis jika memiliki peluang dan modal.
Keseharian
saya di kampus tentunya belajar dan menuntut ilmu, walaupun terkadang mata yang
tidak bersahabat karena mengantuk, saya tetap berusaha memperhatikan dosen. Jika
perkuliahan sudah selesai dan orang yang mengantarkan pulang belum selesai
kuliah, saya akan menunggu sampai selesai jika memang hanya beberapa jam saja
menunggu. Dan hal menunggu sudah menjadi sahabat bagi saya sejak kuliah, hal
ini tidak membuat saya kaget menunggu berjam-jam. Tetapi jika saya mendapat
jadwal bertugas barcode, saya akan menyelesaikan tugas saya sampai jam tiga
selesai. Dan setelah jadwal pulang tiba, maka kami pulang dan jika pulang masih
siang, terkadang saya diajak menonton film terlebih dahulu di bioskop sebelum
pulang. Perjalanan yang bisa dibilang jauh, membuat saya bersyukur ada
seseorang yang selalu mengantar dan menjemput saya. Karena tanpa dia, saya akan
berangkat sendiri antara menggunakan motor ataupun debora. Tentu saya akan
menggunakan motor karena biaya yang dibutuhkan hanya Rp5000 untuk bensin pulang
pergi, maklum saja motor tua yang tidak boros bensin. Sedangkan jika naik
debora tentu uang jajan sehari saya tidak cukup untuk pulang pergi, maklum saja
debora saat ini Rp18000 untuk pulang pergi sedangkan uang jajan saya tidak
sampai segitu, belum dengan menunggu debora berjam-jam tentu saja bisa
terlambat kuliah. Yang menjadi masalah adalah saya tidak mempunyai SIM dan
kebiasaan saya saat mengendarai motor adalah mengebut, karena untuk apa
sendirian di jalan dan harus berlama-lamaan dijalan.
Dan
jika disaat libur kuliah, keseharian saya di rumah hanya membantu mbah menjaga
warung, karena dari sini saya dapat kuliah dan hanya dari sini keluarga saya
dapat bertahan hidup. Karena sampai saat ini ayah tidak bekerja dan mama hanya
ibu rumah tangga. Mbah yang setiap harinya harus bangun jam dua pagi untuk
persiapan makanan yang dijual untuk nantinya, dan mama membantu disaat setelah
shalat subuh selesai. Dan nantinya disaat siang hari mbah butuh istirahat untuk
tidur, ada mama yang bergantian menjaga warung dan kalau saya libur maka saya
yang menjaga warung. Kalau ada persediaan yang habis, bergiliran untuk
berbelanja dan lebih sering yang disuruh adalah saya, karena saya yang lebih
gampang disuruh dibandingkan adik-adik saya yang laki-laki pasti selalu minta imbalan
setelahnya. Walaupun terkadang belanjaan yang terlalu banyak membuat saya
malas, tetapi saya harus tetap menjalankannya karena itu semua adalah untuk
saya dan keluarga saya. Seberat apapun itu ya harus dibawa, jarak yang lumayan
terkadang membuat tangan tersiksa tetapi ini tidak seberapa dengan perjuangan
mbah dan orangtua saya.
Terkadang,
jika ada seseorang meminta tolong untuk mengantarkannya, saya mengantarnya dan
biasanya dikasih uang untuk bensin, ya ibarat kata saya seperti tukang ojek.
Tetapi saya merasa senang selagi hal yang saya lakukan halal dan mendapatkan
pendapatan lebih untuk saya. Saya cenderung orang yang ingin bergaul kepada
siapapun, selama orang-orang tersebut baik dan tidak mengajak kesuatu hal yang
negatif maka saya akan berteman dengannya. Sekalipun seorang pedagang keliling
ataupun karyawan biasa, saya tetap berteman jika mereka ingin berteman. Bahkan
banyak kenalan saya dengan para pedagang-pedagang, karena saya berpikir semua
dimata saya sama dan saya bergaul tidak memandang khusus dari segi apapun. Jadi
setiap saya berjalan, saya lebih sering bertegur sapa, dan terkadang membuat
orang-orang yang berjalan dengan saya bingung dimana-mana ada saja yang ditegur
sapa. Karena kalau kita pikirkan lagi, jika kita merasa kesusahan dijalan, ada
kemungkinan kita akan ditolong orang-orang yang sering kita tegur sapa. Dan
memiliki kenalan pedagang terkadang dari sanalah kita bisa mendapatkan ilmu
bagaimana caranya berdagang dan tidak ada salahnya menambah teman seperti ini,
tidak hanya teman dari sekolah maupun kuliah tetapi sekitar kita pun juga bisa
dijadikan teman, sekalipun dia hanya bekerja di jalanan. Namun itu merupakan
suatu pekerjaan yang halal, dan dari mereka kita juga bisa belajar bagaimana
mensyukuri pekerjaan kita.
Seperti
inilah kehidupan saya, butuh perjuangan orang-orang hebat hingga saya dapat
berkuliah dan hidup sampai saat ini. Terkadang ada orang yang mengira saya
orang kaya dan berada, padahal saya hanya orang biasa yang hidup dengan
keluarga sederhana namun hebat. Setidaknya saya mengaminkan setiap doa baik
dari orang yang menganggap saya kaya dan berada, mungkin suatu saat nanti doa
tersebut menjadi suatu kenyataan, aamiin. Karena saya yakin Allah mempunyai
rencana baik dari setiap ujian yang keluarga saya alami ini, semoga rencana itu
sangatlah baik untuk saya dan keluarga. Dengan ujian seperti ini, setidaknya
saya mengetahui siapa saja orang yang selalu berjasa dan selalu ada untuk saya
dan keluarga, dan setidaknya jika memang rencana baik tersebut tiba, maka saya
akan membalas kebaikan dimasa lalu tersebut.
Ya
seperti inilah hidup, disaat kalian melihat orang lain mungkin kalian akan
berpikir enaknya menjadi dia. Namun sebenarnya dia juga berpikir demikian, menjadi
anda lebih enak daripada dirinya. Bersyukur dengan apa yang kita miliki
sekarang ini, dan selalu bersabar menghadapi dunia ini karena Allah selalu ada
untuk setiap umatnya yang membutuhkan pertolongan. Dan yakinlah bahwa
sesungguhnya Allah selalu memberikan rencana baik untuk setiap umatnya. Terimakasih
ya Allah atas segala sesuatu yang engkau berikan terhadapku selama ini,
walaupun setiap apa yang aku inginkan tidak pernah langsung terwujud tetapi
engkau selalu memberikan segala sesuatu yang saya butuhkan. Dan memang benar
adanya, saya membutuhkan seseorang yang selalu bisa membuat saya semangat hidup
dan Allah memberikannya hingga sampai saat ini selalu ada untuk menghibur saya.
Mungkin jika tidak ada dia, hidup saya tidak akan berwarna dan saya akan bosan
menjalani hidup tanpa adanya orang yang menghibur saya. Dan memang benar
adanya, saya membutuhkan mbah dan kedua orangtuaku yang selalu berjuang untuk
saya dan Allah memberikannya kesehatan dan kekuatan kepada mereka hingga sampai
saat ini mereka masih selalu berjuang. Mungkin jika tidak ada mereka, saya
tidak akan sampai seperti saat ini. Dan memang benar adanya, saya membutuhkan
kelas EB01 yang selalu menuntut saya untuk selalu belajar, belajar dan belajar
agar saya mendapatkan beasiswa dan Allah memberikan kemampuan kepada saya
hingga sampai saat ini saya mendapatkan beasiswa. Mungkin jika saya tidak masuk
EB01, kemungkinan untuk mendapatkan beasiswa sangatlah kecil. Saya benar-benar
merasa bahwa Allah terlalu baik terhadap saya, semua yang saya alami adalah
yang terbaik untuk saya. Masa kecil saya yang dibawa kepasar, membuat saya
menyukai berdagang. Masa kecil saya yang mandiri dan tidak manja, membuat saya
menjadi pemberani dan tidak pernah ingin mengalah terhadap laki-laki. Masa
kecil saya yang selalu disiplin masuk sekolah dan datang tepat waktu, membuat
saya menjadi seorang yang bertanggung jawab. Saya sangat bersyukur, karena
Allah begitu baik terhadap saya selama ini. Masih memberikan kepercayaan untuk
saya hidup, sehingga saya masih bisa menghembuskan nafas setelah mengalami
kecelakaan maupun sakit. Saya yakin saya bisa menjadi seseorang yang hebat
suatu saat nanti, karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang hebat.
Mungkin
sekian mengenai saya karena menceritakan siapa saya tentu tidak akan cukup
disini, dan semoga pengalaman yang saya ceritakan ini dapat memberikan manfaat
untuk pembaca. Saya yakin setiap cobaan dan ujian yang Allah berikan kepada
manusia di dunia ini, tentu itu semua adalah rencana terbaik yang Allah berikan
untuk kita. Dan tetaplah bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang ini, dan
tetaplah bersabar menghadapi dunia ini hingga rencana baik tersebut tiba
menghampiri kita. Percayalah.
Sekian
dan terimakasih telah berkesempatan membacanya, semoga bermanfaat untuk kita
semua dan semoga pembaca tidak tertidur karena terlalu lelah membacanya. Mohon
maaf apabila ada kesalahan kata selama saya membuatnya, karena saya hanyalah
manusia biasa yang terkadang masih melakukan kesalahan. Sekian dari saya dan
terimakasih.